Pelaku Pasar Tunggu Keputusan BI Naikan Suku Bunga Akibat Dollar AS Tembus Hingga 14.100 Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hari ini tembus pada level
tertinggi sejak awal tahun 2018, yaitu Rp 14.100. Untuk meredam
pelemahan rupiah yang terus berlanjut, kini pelaku pasar menunggu apa
hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dalam menentukan
kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate. "BI pada
minggu lalu menyatakan bahwa mereka mempunyai ruang untuk menaikkan suku
bunga acuan yang diharapkan dapat meredam volatilitas di pasar keuangan
sehingga memberikan kepercayaan pada pelaku pasar," kata Vice President
Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede.

Josua menyebutkan, latar
belakang pelemahan rupiah dipengaruhi oleh kenaikan imbal hasil surat
utang pemerintah Amerika Serikat yang menyentuh level 3,07 persen, yang
merupakan level tertinggi untuk tahun ini. Adapun yang jadi
pemicu kenaikan imbal hasil surat utang pemerintah AS salah satunya
didasari data penjualan ritel AS yang mengindikasikan perekonomian
kuartal I 2018 di negeri adidaya itu lebih tinggi dari estimasi awal.
"Selain itu, kepemilikan pemerintah AS pada surat utang pemerintah AS
juga turut mendorong kenaikan yield US Treasury (suku bunga obligasi
AS)," tutur Josua. Dari dalam negeri, pelemahan rupiah didorong oleh
defisit neraca perdagangan bulan April 2018 sebesar 1,63 miliar dollar
AS.
Posisi neraca perdagangan pada April ini dinilai dapat mendorong
semakin melebarnya neraca transaksi berjalan kuartal II 2018. "Aksi
terorisme yang terjadi dalam beberapa hari ini diperkirakan juga
berdampak marginal pada pelemahan nilai tukar rupiah serta koreksi
kinerja pasar saham dan pasar obligasi domestik," ujarnya.