Tidak Hanya Rupiah Kini Emas Pun Mulai Meredup Akibat Dolar Semakin Menguat
Sudah menjadi hal yang diperbincangkan dari beberapa waktu yang lalu bahwa dollar semakin menguat dan rupiah pun semakin melemah. Tak hanya itu kini harga emas pun mulai melemah, hal ini pun merupakan bulan pertama mengalami pelemahan sejak Oktober 2017 yang lalu. "Gubernur bank sentral AS Jerome Powell dalam testimoninya di hadapan Kongres memberikan nuansa yang lebih hawkish (agresif) terkait kebijajan moneter AS," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco.com . Powell mengindikasikan adanya kemungkinan 4 kali kenaikan suku bunga AS mulai Maret 2018.

Pernyataan Powell menekan harga-harga bahan logam, imbal hasil obligasi AS, dan pasar saham, imbuh Wyckoff, sementara indeks dollar AS menguat. Harga emas GCJ8 melemah 0,07 persen atau 70 sen menjadi 1.317,90 dollar AS per ons. Harga emas terpantau melemah 1,8 persen sepanjang bulan Februari 2018. Adapun harga perak SIK8 terkikis 0,10 persen atau 2,72 sen menjadi 16,407 per ons. Untuk bulan Februari 2018, kontrak kehilangan lebih dari 5 persen. Harga bahan-bahan logam cenderung melemah ketika dollar AS menguat. Sebab, apabila dollar AS melemah, maka investor bisa membeli aset-aset tersebut dengan lebih murah menggunakan unit moneter yang lebih lemah. Minat pembelian terhadap bahan-bahan logam cenderung terbatas.
Hal ini sejalan dengan indeks dollar AS yang menyentuh rekor tertinggi dalam tiga pekan. Meskipun kekhawatiran mengenai inflasi dapat meningkatkan minat pembelian emas, namun kenaikan suku bunga dapat menekan harga emas sebab emas tidak membayarkan bunga. Ekspektasi adanya kenaikan suku bunga membantu mendorong imbal hasil obligasi bergerak hampir menuju 3 persen.